Apakabar semua, pembaca setia
psiko-blogid? Sehat kan, pastinya dong. Pada artikel kali ini saya akan
membahas masalah yang sudah menjadi trend anak remaja masa kini, yaitu “Galau”.
Kayaknya emang udah tidak asing lagi ya dengan kata Galau di telinga teman-teman
semua, tapi saya akan menjelaskan sedikit apa itu sebenarnya Galau. Dan apa
saja yang bisa menyebabkan seorang menjadi Galau, dan apa pula dampaknya bagi
diri kita? Okedeh, cekidot yaaa.
Sekarang sudah jamannya dimana
mengatakan sebuah perasaan kepada seseorang yang kita sayang adalah perbuatan
yang lumrah, dan juga bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Oleh karena
itu banyak juga terjadi patah hati yang dialami para remaja masa kini. Galau,
patah hati, begitulah para remaja masa kini mengekspresikan dirinya apabila
mengalami. Kehilangan, diasingkan, atau ditolak oleh seseorang yang dia
sayangi. Manusia terkadang mengutarakan bahwa patah hati itu hal yang sakit,
tetapi logikanya patah hati timbul dari hati, hati menyampaikan pada otak, dan
otak menyampaikan pada tubuh terhadap rasa perih. Itulah mitos patah hati itu
sakit. Dan adapula dampak psikis tehadap orang yang sedang mengalami patah
hati, diantaranya adalah :
·
Grieving process : dimana seseorang yang sedang
mengalami patah hati, berdampak pada perilakunya, daya pandang, dan juga pola
berfikirnya. Hal ini dikarenakan ketidakstabilan emosional yang sedang dialami,
atau biasa disebut dengan “galau”
·
Depresi : pada tahap ini, bisa saja penderita
mengalami depresi dimana dia merasa bahwa dirinya serba tidak mampu, frustasi,
dan merasakan penyesalan yang mendalam. Sehingga tidak bisa menerima keadaan
yang sedang dialaminya tersebut.
·
Penolakan : Pada proses ini, penderita biasa
tidak menerima keadaan, penolakan yang teramat sangat dan ada keinginan untuk
mengubah suatu keadaan dibarengi dengan halusinasi dan khayalan tingkat tinggi.
Pada proses ini, penderita harus lebih menyadari diri sendiri dan membentuk
diri menjadi seseorang yang lebih lapang dada, karena hal seperti ini akan
terjadi pada semua orang. Dan harus dihindari bila fikiran menolak dengan
keadaan, diusahakan untuk melakukan penenangan diri dengan cara sendiri.
·
Penerimaan : Bila ketiga proses diatas dapat
diterima dengan pasrah, penderita akan mengalami rasa akan kesadaran diri dan
menerima keadaan yang sedang terjadi. Jika orang tersebut ingin lebih
berkembang, kemungkinan hasil dari patah hati akan membentuk pengembangan diri
menjadi lebih baik. Tetapi bila ketidak fahaman penderita tentang patah hati
buntu, ada kemungkinan dia terbawa arus negatif.
Nah, kira-kira itulah dampak
psikis yang dapat dialami oleh para penderita patah hati, atau sering juga
disebut “galau”. Apakah anda dari salah satu penderita galau?, semoga saja
tidak. Tapi sepertinya, semua orang akan merasakannya kok. Jadi jangan kaget
ya, kalau tiba-tiba nanti kita mendapatkan kesempatan untuk galau. Hehe. Oke,
sekian dulu artikel saya kali ini. Wassalam.
blognya sangat bagus sekali
BalasHapusDanisa Butter Cookies