Selasa, 20 Oktober 2015

patah hati, galau, apa dampaknya?

Apakabar semua, pembaca setia psiko-blogid? Sehat kan, pastinya dong. Pada artikel kali ini saya akan membahas masalah yang sudah menjadi trend anak remaja masa kini, yaitu “Galau”. Kayaknya emang udah tidak asing lagi ya  dengan kata Galau di telinga teman-teman semua, tapi saya akan menjelaskan sedikit apa itu sebenarnya Galau. Dan apa saja yang bisa menyebabkan seorang menjadi Galau, dan apa pula dampaknya bagi diri kita? Okedeh, cekidot yaaa.
Sekarang sudah jamannya dimana mengatakan sebuah perasaan kepada seseorang yang kita sayang adalah perbuatan yang lumrah, dan juga bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Oleh karena itu banyak juga terjadi patah hati yang dialami para remaja masa kini. Galau, patah hati, begitulah para remaja masa kini mengekspresikan dirinya apabila mengalami. Kehilangan, diasingkan, atau ditolak oleh seseorang yang dia sayangi. Manusia terkadang mengutarakan bahwa patah hati itu hal yang sakit, tetapi logikanya patah hati timbul dari hati, hati menyampaikan pada otak, dan otak menyampaikan pada tubuh terhadap rasa perih. Itulah mitos patah hati itu sakit. Dan adapula dampak psikis tehadap orang yang sedang mengalami patah hati, diantaranya adalah :
·         Grieving process : dimana seseorang yang sedang mengalami patah hati, berdampak pada perilakunya, daya pandang, dan juga pola berfikirnya. Hal ini dikarenakan ketidakstabilan emosional yang sedang dialami, atau biasa disebut dengan “galau”
·         Depresi : pada tahap ini, bisa saja penderita mengalami depresi dimana dia merasa bahwa dirinya serba tidak mampu, frustasi, dan merasakan penyesalan yang mendalam. Sehingga tidak bisa menerima keadaan yang sedang dialaminya tersebut.
·         Penolakan : Pada proses ini, penderita biasa tidak menerima keadaan, penolakan yang teramat sangat dan ada keinginan untuk mengubah suatu keadaan dibarengi dengan halusinasi dan khayalan tingkat tinggi. Pada proses ini, penderita harus lebih menyadari diri sendiri dan membentuk diri menjadi seseorang yang lebih lapang dada, karena hal seperti ini akan terjadi pada semua orang. Dan harus dihindari bila fikiran menolak dengan keadaan, diusahakan untuk melakukan penenangan diri dengan cara sendiri.
·         Penerimaan : Bila ketiga proses diatas dapat diterima dengan pasrah, penderita akan mengalami rasa akan kesadaran diri dan menerima keadaan yang sedang terjadi. Jika orang tersebut ingin lebih berkembang, kemungkinan hasil dari patah hati akan membentuk pengembangan diri menjadi lebih baik. Tetapi bila ketidak fahaman penderita tentang patah hati buntu, ada kemungkinan dia terbawa arus negatif.
Nah, kira-kira itulah dampak psikis yang dapat dialami oleh para penderita patah hati, atau sering juga disebut “galau”. Apakah anda dari salah satu penderita galau?, semoga saja tidak. Tapi sepertinya, semua orang akan merasakannya kok. Jadi jangan kaget ya, kalau tiba-tiba nanti kita mendapatkan kesempatan untuk galau. Hehe. Oke, sekian dulu artikel saya kali ini. Wassalam.


dampak buruk kecanduan game

Halooo semua para pembaca setia psiko-blogid, kali ini saya akan membahas artikel tentang “dampak buruk kecanduan game online”. Dan disini saya akan membahasa game yang sedang digandrungi oleh masyarakat Indonesia baik anak-anak, maupun orang dewasa, yaitu CoC (Clash of Clans). Karena, hampir setiap saya melihat disekitar saya orang yang memiliki smartphone pasti memainkan game ini. Sayapun sempat kepo, dan akhirnya saya juga ikut kecanduan game ini. Akan tetapi, Alhamdulillah sekarang sudah tidak begitu aktif memainkan game ini. Kalau bosan datang barulah saya memainkan game ini, jadi intinya sekarang ini saya bukan pemain aktif CoC lagi, hehe.
Saya akan menceritakan bagaimana game ini bisa membuat para pemainnya menjadi seorang yang kecanduan dengan game ini. Jadi, di awal kita bermain akan diberikan tutorial singkat, bagaimana caranya memainkan game ini. Jadi pada intinya kita diharuskan untuk membangun sebuah village (desa), dimana village dari tiap-tiap pemain akan memiliki level dan juga Townhall (pusatnya desa). Dimana kita dituntut untuk membuat village kita masin-masing menjadi lebih kuat dibandingkan dengan village teman satu clan kita atau village teman kita.
Nah dari situ timbul yang namanya penasaran, dimana penasaran itu secara tidak langsung membuat kita menjadi kecanduan dengan game ini. Kalau yang saya rasakan sih begitu, dan lebih parahnya lagi. Karena game ini memiliki system in-app purchase (pembelian di dalam aplikasi), dimana kalau kita bisa mempercepat village kita dalam melakukan upgrade-upgrade. Ada teman saya yang tidak bisa mengontrol in-app purchase nya ini, sehingga dia sudah menghabiskan sekitar Rp. 3.000.000. bahaya bukan? Apalagi bila dimainkan oleh anak-anak yang tidak mengerti apa arti dari in-app purchase.
Lalu, apa efek buruk dari game ini? “kecanduan”. Ya, itulah efek terburuk dari game ini menurut saya. Karena kita sudah tau, sesuatu yang berlebihan itu pasti tidak baik. Kalau dari sisi psikis, apa efeknya? Ini diantaranya :
·         Pikiran kita akan terus tertuju pada apa yang sedang kita mainkan, sehingga dapat merusak konstrasi berpikir, baik dalam belajar maupun bekerja.
·         Membuat kita menjadi cuek dan acuk tak acuh terhadap keadaan dilingkungan sekitar kita.
·         Menghalalkan segala cara agar mendapatkan yang terbaik di dalam game, seperti berbuat curang (cheat). Dan itu bisa terbawa ke dalam kehidupan kita.

Itulah beberapa efek psikis yang mungkin bisa kita dapatkan, apabila kita sudah menjadi seorang gamers addict(kecanduan bermain game). Dan apakah anda salah satu dari sekian orang yang sudah menjadi korban kecanduan game? Kita bisa melihatnya dan mengintorspeksi diri kita masing-masing. Sekian untuk artikel kali ini sobat, sampai jumpa pada artikel berikutnya. See yaaaa.

Senin, 19 Oktober 2015

Astral projection, Meraga Sukma.

Holaaaa, balik lagi nih bersama psiko-blogid hehe. Pada waktu artikel saya yang berjudul “Sleep Paralysis” saya menyebut kata-kata Astral Projection bukan?. Ya, pada artikel ini kita akan membahas tentang Astral Projection. Dan memang ada keterkaitannya antara Astral projection dengan Sleep paralysis. Dan bagi teman-teman yang belum tau apa itu Sleep Paralysis, bisa melihat posting sebelumnya dimana saya membahas topic tentan Sleep Paralysis. Oke sekarang kita langsung  akan bahas tentang Astral projection, apasih sebenarnya Astral projection itu?.
Apakah Astral projection itu? Dari mana asal muasal kata ini, dan apakah berdampak baik atau buruk pada seseorang dari sisi psikologis. Oke, sekarang ketika mendengar kata “Astral” apa yang ada dibenak teman-teman semua. Pastinya sesuatu yang berbau mistis bukan, ya pasti. Karena sayapun berpikiran kalau kata Astral itu ada sesuatu yang berbau Mistis. Tapi sebentar, sebenernya ini yang disebut sengan Astral. Istilah “Astral,” begitu sering digunakan oleh semua kaum Okultis. Namun sulit untuk menjelaskan atau mendefinisikan kecuali kepada mereka yang telah terbiasa dalam ilmu klenik. Untuk tujuan pertimbangan sekarang, itu sudah cukup untuk mengatakan bahwa di atas pesawat fisik biasa ada yang lain dan lebih halus yang dikenal sebagai Pesawat (Badan) Astral. Setiap manusia memiliki bawaan dan inheren untuk merasakan hal-hal dari pesawat astral ini, dengan cara perpanjangan atau perluasan kekuasaan indra biasa, sehingga untuk berbicara. Singkat kata Astral itu adalah perjalanan menembus ruang dan waktu oleh manusia.
Sedangkan projection? Teman-teman semua pasti sudah tau lah ya, tapi kalau dalam dunia psikologi projection (proyeksi) adalah Mengatribusikan pikiran, perasaan, atau motif yang tidak dapat diterima kepada orang lain. mengatakan bahwa impuls-impuls ini dimiliki oleh “orang lain diluar sana, tidak oleh saya”. misalnya seorang laki-laki yang tertarik secara seksual kepada anaknya perempuan, mengatakan bahwa anaknyalah yang bertingkah laku seduktif. dengan demikian ia tidak usah harus menghadapi keinginannya sendiri. Itulah penjelasan singkat yang saya dapatkan dari blog tetangga hehe.
Dan apabila kedua kata tersebut digabungkan, bisa menjadi arti dan makna yang berbeda. Berikut ini penjelasan mengenai Astral projection yang saya kutip dari lama blog seseorang. “Astral projection merupakan suatu proses dimana Astral body( Vragel) lepas dari raga kita dan kita sepenuhnya sadar akan hal itu. Kita akan bisa melihat jalan raya dengan Vragel kita. Vragel tidak mempunyai batasan-batsan seperti tubuh fisik kita. Vragel bisa menembus benda, dan saat Projecting. Kita melihat menggunakan Third eye (Namun dalam beberapa penelitian. Kita menggunakan mata yang lebih hebat dari mata ketiga. Yang disebut Compass Eye, yang bisa melihat dengan sudut atau FOV 360 derajat. Kita juga bisa membuka pintu ke dimensi lain, terdapat tujuh dimensi dalam kehidupan ini.” Kira-kira itulah apa yang dimaksud dengan astral projection. Gimana? Sudah cukup pembahasan kita tentang Astral projection. Ya, sepertinya cukup sampai disini dulu pembahasan kita mengenai Astral projection. Niatnya sih, pengen cari seseorang yang bisa melakukan Astral projection. Sedikit wawancara, selanjutnya saya akan bahas lebih dalam mengenai Astral projection. Sekian untuk hari ini ya kawan, nanti dilanjut lagi hehe.

Resource : https://trescent.wordpress.com/ & http://xnews-hawkson-blogmisteri.blogspot.co.id/2010/06/memahami-fenomena-astral-projection-out.html

Kecanduan Gadget (Nomophobia)

Hay semua, balik lagi bersmaa psiko-blogid. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai “Nomophobia”, hiih apatuh? saya akan membahasnya disini. Dalam abad-21 ini tidak bisa dipungkiri, bahwa smartphone sudah menjadi salah satu bagian terpenting dari kehidupan kita sehari-hari. Bahkan sebagian orang beranggapan “smartphone-ku adalah hidup-ku”, oke saya setuju akan anggapan itu. Tapi untuk mereka-mereka yang benar-benar menggunakan smartphone secara bijak. Dan bagi saya, kebiasaan hidup manusia masa kini sudah bergeser. Kenapa? Karena bisa kita lihat sendiri, mereka lebih memilih untuk mengecek smartphone nya. Dibandingkan dengan melihat, atau memperhatikan keadaan disekitar mereka.
                Dan menurut beberapa ahli, ada efek buruk salah satunya yaitu “Nomophobia” . pasti teman-teman semua akan bertanya-tanya, apa itu Nomophobia? Okelah, saya akan jelaskan apa itu Nomphobia. Nomophobia merupakan phobia yang membuat anda memiliki sifat gelisah yang berlebihan. Hal tersebut timbul dari keinginan untuk melihat smartphone yang berlebihan. Semenit saja tidak melihat smartphone, anda akan merasa sangat khawatir. Efek ini tentunya sangat tidak bagus, karena anda akan lebih memusatkan perhatian pada smartphone anda. Phobia ini akan sangat mengganggu karena sangat merusak konsentrasi anda. Untuk mengurangi salah satu ketergantungan smartphone ini, adalah mulai membiasakan diri untuk memprioritaskan diri kepada hal lain yang lebih prioritas bagi diri anda.
                Itulah penjelasan singkat mengenai Nomophobia, apakah anda salah satu dari orang yang mengidap “Nomophobia” tersebut?. Silahkan anda berkaca, dan lihat diri anda masing-masing. Dan ada pula beberapa ciri-ciri apabila anda adalah seorang yang mengidap Nomphobia :
1.       Badmood, atau bete ketika signal di gadget anda tiba-tiba menurun/drop.
2.       Panic dan gelisah, apabila gadget anda tidak ada pada genggaman anda.
3.       Gemar selfie, dan update status sosial media secara berkala tiap jam/menit.
4.       Membawa gadget hingga ke kamar mandi.
5.       Tidur dengan gadget disamping anda.
6.       Selalu siap sedia powerbank, karena khawatir baterai gadget anda habis/menipis.
7.       Mengecek gadget, hal utama yang dilakukan ketika anda baru bangun tidur.
Apakah ciri-ciri di atas terjadi pada diri anda? Apabila iya, kita harus mulai belajar mengendalikan diri terhadap penggunaan gadget. Karena berinteraksi dengan orang disekitar anda pastinya lebih menyenangkan bukan. Sekian untuk postingan kali ini mengenai “Nomphobia”. Semoga teman-teman semua bisa bijak dalam menggunakan smartphone nya masing-masing.

resource : http://dhanzcorner.blogspot.co.id/


Sleep Paralysis (kelumpuhan tidur), apakah itu?

selamat malam lagi teman-teman, setelah kemarin saya posting mengenai Lucid dream (mimpi sadar). pada kesempatan kali ini saya akan membahas topic menganai “Sleep paralysis (kelumpuhan tidur)”, dan Sleep paralysis ini masih ada hubungannya dengan “Astral projection” dan tentunya juga masih ada kaitannya dengan dunia psikologi. Apa itu Astral projection? Tenang sob, saya akan membahas topik mengenai Astral projection di lain kesempatan. Karena sampai sekarang saya masih mencari dan mengumpulkan artikel-artikel yang berkaitan dengan astral projection.
Oke sekarang ini, kita akan berkenalan dulu sama yang namanya “Sleep paralysis (kelumpuhan tidur)”. Saya ingin berpendapat sedikit, karena beberapa waktu lalu salah satu anggota keluarga saya (kakak perempuan saya) mengalami sleep paralysis (kelumpuhan tidur). Disitu dia bercerita, dimana pada saat itu dia terbangun secara mendadak dan kaget. Dia tidak bisa berbicara dan bangun dari posisi tidurnya, karena merasa ada yang menahan dia. Dan napasnya pun sedikit terasa sesak, tapi kejadiannya tidak lama. Kurang lebih 1-3 menit saja. Setelah mengalami kejadian itu, dia langsung meminta saya untuk bertukar kamar.
Kebetulan saat dia bercerita saya sedang bersama ibu saya, dan ibu saya spontan menyebut itu “ketindihan setan”. Saya pun langsung bingung, masa iya orang bisa di tindihin setan. Sayapun tidak percaya begitu saja terhadap pernyataan orang tua saya. Hari gini jaman teknologi, masih ada yang namanya setan?. Kebetulan saya punya pacar yang kuliah di salah satu universita swasta di Jakarta, dan mengambil jurusan psikologi. Saya pun cerita sama dia tentang kejadian yang dialami oleh kakak saya itu. Dan mengejutkannya, ternyata Sleep paralysis itu bisa di jelaskan secara ilmiah dan itu sangat masuk akal setelah mendengar penjelasan dari pacar saya ini. Kira-kira begini penjelasannya,
“kan tahapan tidur itu ada 4, Tahapan yang pertama itu tahap tidur paling ringan (kita msh setengah sadar). Selanjutnya memasuki tahap tidur yang lebih dalam, dan tidur yg paling dalam lagi dan terakhir tahap REM (Rapid Eye Movement). Nah, pada tahap REM ini terjadinya mimpi. Jadi, waktu kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak kita tidak bisa mengikuti tahapan tidur yang seharusnya itu (yang tadi sudah disebutin diatas dalam 4tahap tidur). Jadi, dari keadaan sadar (pas kita mau tidur) ke tahap tidur paling ringan, terus langsung melompat ke tahap akhir mimpi yaitu REM. Saat otak mendadak kebangun dari tahap REM tapi tubuh kita belum siap, di situ deh terjadinya Sleep paralysis. Kita ngerasa sadar banget, tapi tubuh kita tidak bisa bergerak. lalu ditambah lagi adanya halusinasi (yang kata orang awam ada setan yg nindihin) muncul sosok yg sebenarnya itutuh merupakan ciri khas dari mimpi.”
Teman-teman semua, kira-kira itulah penjelasan yang saya dapatkan dari pacar saya. Dan menurut saya itu sangatlah rasional kalo dipikir-pikir. Tapi balik lagi kepada teman-teman semua, masih mau menganggap “Sleep Paralysis” sebagai suatu kejadian mistis, atau memang itu bisa saja terjadi secara ilmiah. Oiya, ada lagi nih salah satu penyebab kenapa kita mengalami Sleep Paralysis menurut edisi pacar saya hehe. Diantaranya adalah, karena kelelahan sehingga menyebabkan kurang tidur, dan satu lagi yaitu. Karena stress atau banyak pikiran, sehingga stress dan pikiran tersebut terbawa hingga kita tidur. Dan sekian dulu pembahasan mengenai “Sleep Paralysis (kelumpuhan tidur”, kalau ada waktu lagi, nanti saya akan membahas lebih dalam tentang Sleep Paralysis ini. Ciaaaaaw.

resource : pacar saya tercintahh.



Minggu, 18 Oktober 2015

Apa itu Lucid Dream (mimpi sadar)?

Selamat malam teman-teman semua, setelah saya membuat artikel yang berisikan tentang pengenalan kepada dunia psikolog pada posting-posting sebelumnya. kali saya akan membahasa salah satu hal yang berkaitan dan berhubungan tentang psikologi tentunya. Disini kita akan mambahasa tentang “Lucid dream (mimpi sadar)”. Pasti kalian semua yang belum pernah mengintip dunia psikologi akan bertanya-tanya. Apa itu Lucid dream (mimpi sadar).
Oke, kali ini saya akan memberi sedikit gambaran mengenai, apa itu Lucid dream (mimpi sadar). Lucid dream (mimpi sadar) adalah sebuah mimpi ketika seseorang sadar bahwa ia sedang bermimpi. Istilah ini dicetuskan oleh psikiater dan penulis berkebangsaan Belanda Lucid dream (mimpi sadar) adalah sebuah mimpi ketika seseorang sadar bahwa ia sedang bermimpi. Istilah ini dicetuskan oleh psikiater dan penulis berkebangsaan Belanda, Frederik (Willem) van Eeden (1860–1932). Ketika mimpi sadar, si pemimpi mampu berpartisipasi secara aktif dan mengubah pengalaman imajinasi dalam dunia mimpinya. Mimpi sadar dapat terlihat nyata dan jelas.
Sebuah mimpi sadar dapat muncul melalui dua cara. Mimpi sadar akibat mimpi (dream-initiated lucid dream: DILD) berawal sebagai mimpi biasa, dan si pemimpi langsung menyimpulkan bahwa ia sedang bermimpi, sementara mimpi sadar akibat terjaga (wake-initiated lucid dream: WILD) terjadi ketika si pemimpi pindah dari keadaan terjaga biasa ke keadaan bermimpi tanpa mengalami ketidaksadaran. (1860–1932). Ketika mimpi sadar, si pemimpi mampu berpartisipasi secara aktif dan mengubah pengalaman imajinasi dalam dunia mimpinya. Mimpi sadar dapat terlihat nyata dan jelas.
Sebuah mimpi sadar dapat muncul melalui dua cara. Mimpi sadar akibat mimpi (dream-initiated lucid dream: DILD) berawal sebagai mimpi biasa, dan si pemimpi langsung menyimpulkan bahwa ia sedang bermimpi, sementara mimpi sadar akibat terjaga (wake-initiated lucid dream: WILD) terjadi ketika si pemimpi pindah dari keadaan terjaga biasa ke keadaan bermimpi tanpa mengalami ketidaksadaran.
Oke, kira-kira itulah penjelasan singkat mengenai Lucid dream (mimpi sadar). Dan saya juga ingin memberikan suatu tanggapan. Jujur pertama kali saya membaca artikel yang membahsa tentang “Lucid dream (mimpi sadar)” di salah satu forum online terbesar di Indonesia (u know lah forum yang saya maksud), disitu saya langsung kepo dan searching di internet. Dan “Wow” saya sangat tertarik untuk mengetahuinya lebih lanjut. Dan sempat juga kepikiran untuk mencoba menjadi seorang “Lucid dreamer” (sebutan untuk para pemimpi sadar).
Tapi saya berpikir dua kali untuk melakukannya, dan ingin mencari tahu dulu. Apa saja efek negatif dari sebuah Lucid dream (mimpi sadar). Efek negatif untuk fisik menurut ahli dalam bidang ini yang di takutkan adalah terjadi sleep apnea dimana tubuh anda berhenti bernafas dan Efek untuk bathin nya kalian jadi males berusaha di dunia nyata, karena kalian bisa mendapatkan semua nya di dunia mimpi. Dan setelah tahu itu, saya mengurungkan niat untuk melakukan “Lucid dream (mimpi sadar)” karena dapat mengakibatkan efek negative pada kehidupan nyata kita. Kalau teman-teman ada yang mao mencoba silahkan saja, tetapi resiko ditanggung sendiri!. Dan saya akan mencari orang yang sudah mengalami atau sengaja melakukan “Lucid dream (mimpi sadar)”. Dan nanti akan saya posting pada artikel selanjutnya. see ya di next artikel yaaaa. ciaaaao.

Kamis, 15 Oktober 2015

Kontribusi ilmu Psikologi terhadap dunia pendidikan dan pengajaran

Abimanyu (1996) mengemukakan bahwa peranan psikologi dalam pendidikan dan pengajaran ialah bertujuan untuk memberikan orientasi mengenai laporan studi, menelusuri masalah-masalah di lapangan dengan pendekatan psikologi serta meneliti faktor-faktor manusia dalam proses pendidikan dan di dalam situasi proses belajar mengajar. Psikologi dalam pendidikan dan pengajaran banyak mempengaruhi perumusan tujuan pendidikan, perumusan kurikulum maupun prosedur dan metode-metode belajar mengajar. Psikologi ini memberikan jalan untuk mendapatkan pemecahan atas masalah-masalah sebagai berikut:

1. Perubahan yang terjadi pada anak didik selama dalam proses pendidikan.
2. Pengaruh pembawaan dan lingkungan atas hasil belajar.
3. Teori dan proses belajar
4. Hubungan antara teknik mengajar dan hasil belajar.
5. Perbandingan hasil pendidikan formal dengan pendidikan informal atas diri individu.
6. Pengaruh kondisi sosial anak didik atas pendidikan yang diterimanya.
7. Nilai sikap ilmiah atas pendidikan yang dimiliki oleh para petugas pendidikan.
8. Pengaruh interaksi antara guru dan murid dan antara murid dengan murid.
9. Hambatan, kesulitan, ketegangan, dan sebagainya yang dialami oleh anak didik selama proses pendidikan, dan
10. Pengaruh perbedaan individu yang satu dengan individu lain dalam batas kemampuan belajar (Abimanyu, 1996).

            Kontribusi psikologi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan terhadap dunia pendidikan memang sangat besar karena menyangkut semua aspek di bidang pendidikan, bukan hanya menyangkut proses belajar mengajar itu sendiri, akan tetapi juga menyangkut masalah¬-masalah di luar proses belajar mengajar.

            Kontribusi Psikologi pendidikan Kepada Calon Guru dan Guru
Psikologi pendidikan sebagai mata kuliah Dasar Kependidikan (MKDK) sangat penting dan wajib diikuti oleh para mahasiswa di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) karena berkontribusi besar dalam membekali pengetahuan dan pemahaman kepada calon guru dan guru tentang aktivitas umum jiwa peserta didik dalam proses pendidikan di kelas. Melalui penerapan pengetahuan tentang psikologi pendidikan, para guru diharapkan dapat menemukan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam proses pendidikan di kelas. Selain itu, para guru diharapkan dapat melakukan proses pendidikan di kelas dengan optimal, karena itu para guru diharapkan dapat mengetahui, memahami, dan menerapkan prinsip-psinsip pembelajaran dan pendidikan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh peserta didik, perkembangan peserta didik, bagaimana peserta didik belajar, rencana pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan psikologis peserta didik, dan prosedur pembelajaran dan pendidikan yang diterapkan oleh para guru dapat membuat peserta didik dapat belajar secara efisien, efektif, dan memuaskan (Suardiman, 1988).

            Mata kuliah Psikologi Pendidikan bagi seorang calon guru dan guru merupakan dasar pengetahuan yang mendasari profesi mengajar. Guru sebagai pendidik dan pengajar yang memiliki pengetahuan tentang Psikologi Pendidikan akan mampu mengembangkan serta menerapkan prinsip-prinsip psikologi dalam membelajarkan dan mendidik peserta didik di kelas. Pengetahuan guru tentang belajar dan syarat-syarat keberhasilan aktivitas pembelajaran di kelas memungkinkan guru dapat memilih, merencanakan, dan mengevaluasi proses mengajar atau proses pembelajaran dan mengevaluasi hasil dari proses pembelajaran sebagai suatu sistem yang terkait satu sama lain.

            Guru harus selalu kreatif dalam membelajarkan peserta didik di kelas dengan menerapkan pengetahuan tentang Psikologi Pendidikan secara optimal dan maksimal. Guru yang kreatif selalu berusaha memahami tentang mengapa dan bagaimana peserta didik dapat belajar dengan baik dan kondisi-kondisi apakah yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efisien, efektif, dan memuaskan bagi peserta didik?. Pertanyaan-pertanyaan inilah yang menjadi kajian Psikologi Pendidikan dan jawaban pertanyaan ini ada dalam isi kajian tentang Psikologi Pendidikan.

Para guru seharusnya memiliki rasa ingin tahu tentang mengapa dan bagaimana anak belajar serta memahami perubahan kondisi yang memungkinkan belajar lebih efektif Sebaliknya rasa ingin tahu itu tertuju kepada mengapa sebagian dan anak didiknya gagal dalam ujian, tinggal kelas, atau kelihatan tidak berminat dalam belajar. Pertanyaan-pertanyaan ini akan dikaji pula dalam Psikologi Pendidikan. Ini bukan berarti bahwa gurulah yang semata mata menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Denga kata lain, mata kuliah Psikologi Pendidikan tidak hany berkontribusi penting kepada guru sebagai pendidik dan pengajar melainkan juga berkontribusi penting kepada para calon guru yang akan berperan sebagai pendidik dari pengajar kelak, baik di lembaga pendidikan milik pemerintah maupun swasta.

Adapun kontribusi penting Psikologi Pendidikan kepada guru dan calon guru ialah memberikan beka pengetahuan kepada guru dan calon guru tentang gejala. gejala kejiwaan anak di dalam situasi pendidikan, sehingga para guru dapat melaksanakan pendidikan sesuai dengan keadaan peserta didik (Suardiman, 1988). Oleh karena itu, pelaksanaan proses pendidikan dan pengajaran di kelas diharapkan dapat berjalan dengan efsien dan efektif, sebab para guru menggunakan cara yang tepat dan sesuai dengan keadaan peserta didik.
Dengan mempelajari fenomena-fenomena kejiwaan yang berhubungan dengan masalah pendidikan, berarti para guru dan calon guru mempelajari perilaku peserta didik serta perubahannya sebagai akibat dari proses pendidikan, untuk kemudian berusaha membah dan membimbing perilakunya melalui pendidikan. Oleh karena itu, diantara berbagai jenis dan cabang-cabang dari disiplin ilmu, psikologi, maka Psikologi Pendidikanlah yang sangat perlu bagi calon guru dan guru sebagai pendidik dan pengajar agar sukses dalam melakukan proses pembelajaran di kelas sesuai dengan kondisi psikologis peserta didik, kebutuhan, dan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik.

Batasan tentang pendidik sebenarnya tidak hanya terbatas pada pendidik profesional, yaitu para guru di sekolah yang diangkat secara resmi oleh Yayasan atau Dinas Pendidikan, melainkan mencakup pendidik secara umum yang ada di lingkungan keluarga dan di masyarakat. Para pendidik yang ada di lingkungan keluarga dan masyarakat ialah mencakup para orangtua, pemuka masyarakat, pemimpin kelompok atau partai, tokoh-tokoh organisasi, tokoh-tokoh pemuda dan sebagainya. Para tokoh yang berperan sebagai pendidik di lingkungan keluarga dan di masyarakat seharusnya juga memiliki pengetahuan tentang Psikologi pendidikan, baik yang diperoleh secara proaktif dan kreatif dalam membaca secara mandiri maupun diperoleh melalui suatu forum resmi, misalnya melalui forum seminar tentang Psikologi dalam Pendidikan, dan melalui berbagai jenis dan bentuk kegiatan ilmiah lainnya.

Proses pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan oleh para guru tidak hanya berlangsung di dalam kelas di suatu lembaga pendidikan formal saja, melainkan proses pendidikan dan pembelajaran dapat berlangsung di lembaga pendidikan informal (di lingkungan keluarga), dan di lembaga pendidikan non formal (di masyarakat) atau dimana saja tanpa dibatasi oleh ruang, waktu, dan tempat. Namun, perlu diketahui, dipahami, dan disadari bahwa ada syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi berlangsungnya proses pendidikan dan pembelajaran di suatu tempat, yaitu ada guru sebagai pendidik dan pengajar yang telah dewasa, ada peserta didik sebagai orang yang belum dewasa yang membutuhkan pendewasaan melalui proses pendidikan dan pembelajaran, adanya pemberian pengaruh yang disengaja dari guru kepada peserta didik, dan pengaruh yang diberikan oleh guru tersebut memiliki nilai normative (positif) dan tujuan positif mengembangkan kognitif, afek dan psikomotorik peserta didik.

Mengingat begitu besarnya kontribusi mata kuliah Psikologi pendidikan bagi para calon guru dan para guru maka diharapkan kepada semua lembaga pendidikan tena kependidikan (LPTK), baik berupa STKIP, IKIP, FK dalam universitas, IAIN/UIN, FIP dalam universitas, dan LPTK lainnya memuat mata kuliah Psikologi Pendidik dalam kurikulumnya. Selain itu, seharusnya mata kuliah merupakan mata kuliah wajib dan prasyarat sebelum mahasiswa memprogramkan mata kuliah lain seperti psikologi perkembangan apalagi psikologi umum karena mata kuliah Psikologi Pendidikan merupakan mata kuliah basis yang memberikan modal pengetahuan dan pemaham kepada para calon guru dan guru dalam mengetahui dan memahami gejala-gejala aktivitas jiwa manusia dalam proses pendidikan di kelas.

            Mata kuliah Psikologi Pendidikan sebagai model dasar bagi para calon guru dan para guru dalam melakukan proses pembelajaran kepada peserta didik di kelas karer substansi dari mata kuliah ini ialah mencakup kajian tentang latar belakang pentingnya psikologi dalam pendidikan, pengertian psikologi pendidikan dan ruan lingkup psikologi pendidikan gejala atau aktivitas umum, jiwa manusia, kepribadian, inteligensi, dan bakat peserta didik; perkembangan anak dan perkembangan remaja sebagai subjek didik; belajar dan permasalahannya; teori belajar; interaksi belajar mengajar di kelas dan permasalahannya; keterkaitan perilaku guru terhadap dinamika kelas; pembinaan disiplin di dalam kelas; motivasis belajar dan permasalahannya; strategi belajar mengajar manajemen kelas untuk interaksi belajar mengajar, dari masalah-masalah khusus dalam pendidikan dan pengajaran.


sumber : sumber : http://akhmadsoleh12.blogspot.co.id/

Dampak ilmu Psikologi pada pendidikan

Psikologi sebagai suatu disiplin ilmu sangat dibutuhkan oleh dunia pendidikan, baik di institusi pendidikan formal maupun non formal. Pengetahuan tentang psikologi sangat diperlukan oleh pihak guru atau instruktur sebagai pendidik, pengajar, pelatih, pembimbing, dan pengasuh dalam memahami karakteristik kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta secara integral. Pemahaman aspek psikologis peserta didik oleh pihak guru atau instruktur di institusi pendidikan memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam membelajarkan peserta didik sesuai dengan sikap, minat, motivasi, aspirasi, dan kebutuhan peserta didik, sehingga proses pembelajaran di kelas dapat berlangsung secara optimal dan maksimal.

Pengetahuan tentang psikologi diperlukan oleh dunia pendidikan karena dunia pendidikan menghadapi peserta didik yang unik dilihat dari segi karakteristik perilaku, kepribadian, sikap, minat, motivasi, perhatian, persepsi, daya pikir, inteligensi, fantasi, dan berbagai aspek psikologis lainnya yang berbeda antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lainnya. Perbedaan karakteristik psikologis yang dimiliki oleh para peserta didik harus diketahui dan dipahami oleh setiap guru atau instruktur yang berperan sebagai pendidik dan pengajar di kelas, jika ingin proses pembelajarannya berhasil. Dengan memahami karakteristik psikologis yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik. maka para guru di sekolah akan dapat melakukan pembelajaran yang bersifat individual sesuai dengan karakteristik psikologis yang dimiliki oleh peserta siswa. Jadi sifat heterogenitas (tidak sama) suatu kelas perlu menjadi perhatian utama bagi guru. Selain pembelajaran yang bersifat individual, guru perlu juga melakukan pembelajaran secara kelompok jika karakteristik psikologis peserta didik yang ada di suatu kelas dianggap relatif sama (homogen).

Dalam proses pembelajaran di kelas guru sering menghadapi peserta didik yang mengalami gangguan perhatian sehingga peserta didik tersebut kurang dapat memusatkan perhatiannya dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Akibatnya peserta didik tersebut kurang dapat mengetahui dan memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru dan memperoleh prestasi belajar rendah. Gejala gangguan perhatian sebagai faktor psikologis yang dialami peserta didik di kelas harus diketahui dan dipahami oleh guru sebagai pengajar dan pendidik di kelas untuk mencegah dan mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh guru di kelas dalam mencegah dan mengatasi masalah gangguan perhatian yang dialami oleh peserta didik di kelas ialah guru sebaiknya menerapkan metode dan strategi pembelajaran yang menarik perhatian belajar agar peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran di kelas dengan baik dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.

Selain itu, peserta didik yang menunjukkan sikap dan perilaku belajar yang acuh tak acuh atau apatis dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, juga merupakan gejala bahwa peserta didik tersebut mengalami gangguan psikologis berupa minat dan motivasi belajar rendah yang dimiliki oleh peserta didik tersebut. Untuk mengatasi gejala minat dan motivasi belajar rendah yang ditunjukkan oleh peserta didik di kelas sebagai faktor psikologis yang mempengaruhi kualitas proses dan hasil pembelajaran peserta didik di kelas, maka guru harus dapat memilih dan menerapkan suatu metode, strategi, dan pendekatan pembelajaran di kelas yang dapat menumbuhkembangkan minat belajar dan motivasi belajar peserta untuk belajar di kelas.

            Adapun strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dalam membelajarkan peserta didik yang memiliki minat belajar dan motivasi belajar rendah ialah metode Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) yang menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP), pendekatan konstruktivistik, metode diskusi, metode pembelajaran koperatif, metode penemuan dan penyelidikan (discovery and inquiry learning), metode Contextual Teaching Learning (CTL), metode eksperimen, dan berbagai metode, strategi, dan pendekatan pembelajaran yang menuntut aktivitas belajar peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, di laboratorium, dan di tempat belajar lainnya. Selain itu faktor strategi, pendekatan, dan metode pembelajaran perlu menjadi perhatian bagi guru, faktor karakteristik psikologis yang mencerminkan kepribadian dan perilaku peserta didik di kelas harus juga menjadi perhatian para guru untuk menyesuaikan pembelajarannya dengan karakteristik kepribadian dan perilaku yang dimiliki oleh para peserta didik agar proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sesuai dengan minat dan kebutuhan belajar peserta didik. Disinilah pentingnya guru menerapkan proses pembelajaran yang diindividualisasikan sesuai dengan minat dan kebutuhan belajar peserta didik secara individual.

Masih banyak gejala-gejala gangguan psikologis yang ditunjukkan oleh peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, misalnya gangguan pengamatan, gangguan persepsi, gangguan dalam berpikir, gangguan ingatan, gangguan fantasi, dan gangguan perasaan. Gangguan-gangguan psikologis tersebut merupakan gejala atau aktivitas umum jiwa manusia (La Sulo, 1990). Aktivitas umum jiwa manusia tersebut perlu diketahui dan dipahami oleh para guru dalam mengetahui dan memahami aspek psikologis para peserta didik di kelas agar proses dan hasil pembelajaran yang dikelola di kelas dapat mencapai tujuannya secara maksimal dan optimal.

            Dari uraian di atas menunjukkan bahwa banyak masalah-masalah yang dihadapi oleh para guru dalam proses pendidikan di kelas. Masalah-masalah tersebut merupakan masalah psikologis peserta didik yang sangat mempengaruhi proses pembelajaran di kelas, sehingga perlu diketahui dan dipahami oleh para calon guru dan para guru yang telah mengajar dan mendidik di kelas. Oleh karena itu, mata kuliah Psikologi Pendidikan merupakan mata kuliah wajib dipelajari oleh para calon guru di lembaga pendidikan tenaga kependidikan atau tenaga keguruan berupa IKIP, FKIP, fakultas Tarbiyah di IAIN/UIN, STKIP,STAIBN dan lembaga keguruan lainnya.

sumber : http://akhmadsoleh12.blogspot.co.id/

Rabu, 14 Oktober 2015

Perkembangan Psikologi di Indonesia

Pada tahun 1953, perkembangan psikologi di Indonesia baru dimulai. Slamet Iman Santoso adalah tokoh yang pertama kali memperkenalkannya. Ia membuat sebuah lembaga pendidikan psikologi pertama yang bersifat mandiri pada tahun 1960.
Lembaga yang ia dirikan sejajar dengan fakultas yang ada di Indonesia, semisal Universitas Indonesia (UI) dan kemudian berkembang hingga ke Universitas Padjadjaran (UNPAD) dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Hingga saat ini, telah menjamur berbagai fakultas psikologi di bergbagai Universitas yang ada di Indonesia, baik negeri maupun swasta. Uniknya, tidak ada jurusan-jurusan dalam psikologi.
Jadi, psikologi berdiri sendiri sebagai fakultas psikologi. Sejarah psikologi Indonesia lebih pendek dibandingkan dengan sejaran psikologi barat (Eropa dan Amerika).
Psikologi di Indonesia pun mengalami kendala yang rumit seperti yang dialami oleh para psikolog di Barat sana. Namun, kebutuhan akan psikologi di Negara Indonesia sama besarnya akan kebutuhan psikologi di Negara Barat.
Sebagai Negara berkembang, kebutuhan psikologi di Indonesia dibutuhkan dalam berbagai bidang. Diantaranya dalam bidang bisnis, bidang pendidikan, bidang politik, bidang permasalahan sosial dan yang lain sebagainya.
Berbagai aliran yang ada di Barat tidak semuanya dapat diterapkan di Indonesia. Begitu pun sebalikna, tidak semua aliran di Indonesia bisa diterapkan di Barat. Hal ini berdasarlan dari suku, etnik, dan budaya yang ada dari tiap-tiap Negara.
Dapat diambil contoh standar IQ dari Wecsler-Ballevue yang diberlakukan di sejumlah Negara Barat ternyata tidak bisa diterapkan di Indonesia. Banyak hal yang memang harus disesuaikan dengan kebudayaan dan pola tradisi di Indonesia.

Dan itulah sejarah perkembangan psikologi di Negara kita, menurut pandangan penulis. Dapat disimpulkan bahwa. Sekarang ini perkembangan psikologi di Indonesia sudah cukup pesat. Dikarenakan memang sudah banyak orang-orang hebat dari Negara kita ini yang memahami akan ilmu psikologi. 

sumber : www.anneahira.com

Apa itu Psikologi?

Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungi mental manusia secara ilmiah. Para praktisi dalam bidang psikologi disebut para psikolog. Para psikolog berusaha mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu maupun kelompok, selain juga mempelajari tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang mendasari perilaku.
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Konsep psikologi dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani Kuno. Psikologi memiliki akar dari bidang ilmu Filosofi yang diprakarsai sejak zaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan hidup (levens beginsel). Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala - gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (Anima), karena itu tiap - tiap makhluk hidup mempunyai jiwa. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.
Dan adapula pengertian psikologi menurut para ahli, berikut ini adalah definisi mengenai ilmu psikologi beserta dengan tokoh yang memperkenalkannya.
1.       Wilhem Wund : Psikologi adalah ilmu yang mempelajari menganai kesadaran manusia.
2.       Woodroth dan Marquis : Psikologi merupakan ilmu yang mempelahari tingkah laku manusia, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Hal tersebut meliputi aktivitas berfikir (kognisi), emosional (afeksi), dan fisik (konasi).
3.       Fieldman : Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku dan proses mental pada manusia.
4.       Clifford T. Morgan : Psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang manusia dan hewan.
5.       Gardner Murpgy : Psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons yang diberikan oleh mahluk hidup terhadap lingkungannya.

sumber : www.wikipedia.com, www.anneahira.com