Kamis, 15 Oktober 2015

Dampak ilmu Psikologi pada pendidikan

Psikologi sebagai suatu disiplin ilmu sangat dibutuhkan oleh dunia pendidikan, baik di institusi pendidikan formal maupun non formal. Pengetahuan tentang psikologi sangat diperlukan oleh pihak guru atau instruktur sebagai pendidik, pengajar, pelatih, pembimbing, dan pengasuh dalam memahami karakteristik kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta secara integral. Pemahaman aspek psikologis peserta didik oleh pihak guru atau instruktur di institusi pendidikan memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam membelajarkan peserta didik sesuai dengan sikap, minat, motivasi, aspirasi, dan kebutuhan peserta didik, sehingga proses pembelajaran di kelas dapat berlangsung secara optimal dan maksimal.

Pengetahuan tentang psikologi diperlukan oleh dunia pendidikan karena dunia pendidikan menghadapi peserta didik yang unik dilihat dari segi karakteristik perilaku, kepribadian, sikap, minat, motivasi, perhatian, persepsi, daya pikir, inteligensi, fantasi, dan berbagai aspek psikologis lainnya yang berbeda antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lainnya. Perbedaan karakteristik psikologis yang dimiliki oleh para peserta didik harus diketahui dan dipahami oleh setiap guru atau instruktur yang berperan sebagai pendidik dan pengajar di kelas, jika ingin proses pembelajarannya berhasil. Dengan memahami karakteristik psikologis yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik. maka para guru di sekolah akan dapat melakukan pembelajaran yang bersifat individual sesuai dengan karakteristik psikologis yang dimiliki oleh peserta siswa. Jadi sifat heterogenitas (tidak sama) suatu kelas perlu menjadi perhatian utama bagi guru. Selain pembelajaran yang bersifat individual, guru perlu juga melakukan pembelajaran secara kelompok jika karakteristik psikologis peserta didik yang ada di suatu kelas dianggap relatif sama (homogen).

Dalam proses pembelajaran di kelas guru sering menghadapi peserta didik yang mengalami gangguan perhatian sehingga peserta didik tersebut kurang dapat memusatkan perhatiannya dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Akibatnya peserta didik tersebut kurang dapat mengetahui dan memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru dan memperoleh prestasi belajar rendah. Gejala gangguan perhatian sebagai faktor psikologis yang dialami peserta didik di kelas harus diketahui dan dipahami oleh guru sebagai pengajar dan pendidik di kelas untuk mencegah dan mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh guru di kelas dalam mencegah dan mengatasi masalah gangguan perhatian yang dialami oleh peserta didik di kelas ialah guru sebaiknya menerapkan metode dan strategi pembelajaran yang menarik perhatian belajar agar peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran di kelas dengan baik dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.

Selain itu, peserta didik yang menunjukkan sikap dan perilaku belajar yang acuh tak acuh atau apatis dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, juga merupakan gejala bahwa peserta didik tersebut mengalami gangguan psikologis berupa minat dan motivasi belajar rendah yang dimiliki oleh peserta didik tersebut. Untuk mengatasi gejala minat dan motivasi belajar rendah yang ditunjukkan oleh peserta didik di kelas sebagai faktor psikologis yang mempengaruhi kualitas proses dan hasil pembelajaran peserta didik di kelas, maka guru harus dapat memilih dan menerapkan suatu metode, strategi, dan pendekatan pembelajaran di kelas yang dapat menumbuhkembangkan minat belajar dan motivasi belajar peserta untuk belajar di kelas.

            Adapun strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dalam membelajarkan peserta didik yang memiliki minat belajar dan motivasi belajar rendah ialah metode Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) yang menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP), pendekatan konstruktivistik, metode diskusi, metode pembelajaran koperatif, metode penemuan dan penyelidikan (discovery and inquiry learning), metode Contextual Teaching Learning (CTL), metode eksperimen, dan berbagai metode, strategi, dan pendekatan pembelajaran yang menuntut aktivitas belajar peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, di laboratorium, dan di tempat belajar lainnya. Selain itu faktor strategi, pendekatan, dan metode pembelajaran perlu menjadi perhatian bagi guru, faktor karakteristik psikologis yang mencerminkan kepribadian dan perilaku peserta didik di kelas harus juga menjadi perhatian para guru untuk menyesuaikan pembelajarannya dengan karakteristik kepribadian dan perilaku yang dimiliki oleh para peserta didik agar proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sesuai dengan minat dan kebutuhan belajar peserta didik. Disinilah pentingnya guru menerapkan proses pembelajaran yang diindividualisasikan sesuai dengan minat dan kebutuhan belajar peserta didik secara individual.

Masih banyak gejala-gejala gangguan psikologis yang ditunjukkan oleh peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, misalnya gangguan pengamatan, gangguan persepsi, gangguan dalam berpikir, gangguan ingatan, gangguan fantasi, dan gangguan perasaan. Gangguan-gangguan psikologis tersebut merupakan gejala atau aktivitas umum jiwa manusia (La Sulo, 1990). Aktivitas umum jiwa manusia tersebut perlu diketahui dan dipahami oleh para guru dalam mengetahui dan memahami aspek psikologis para peserta didik di kelas agar proses dan hasil pembelajaran yang dikelola di kelas dapat mencapai tujuannya secara maksimal dan optimal.

            Dari uraian di atas menunjukkan bahwa banyak masalah-masalah yang dihadapi oleh para guru dalam proses pendidikan di kelas. Masalah-masalah tersebut merupakan masalah psikologis peserta didik yang sangat mempengaruhi proses pembelajaran di kelas, sehingga perlu diketahui dan dipahami oleh para calon guru dan para guru yang telah mengajar dan mendidik di kelas. Oleh karena itu, mata kuliah Psikologi Pendidikan merupakan mata kuliah wajib dipelajari oleh para calon guru di lembaga pendidikan tenaga kependidikan atau tenaga keguruan berupa IKIP, FKIP, fakultas Tarbiyah di IAIN/UIN, STKIP,STAIBN dan lembaga keguruan lainnya.

sumber : http://akhmadsoleh12.blogspot.co.id/

0 komentar:

Posting Komentar